Jumat, 21 Mei 2010

Ayam Kampus


Filed under: non Fiksi

Kampus bukanlah kebanggaan kita lagi, bahayanya membuat bulu guduk berdiri setiap detik. Terutama bagi para orang tua yang mempunyai anak lelaki. Jangan sampai masuk ke dalam raungan mulut wanita yang tidak benar, begitupun sebaliknya.

Anda tahu dengan istilah Ayam kampus, sebutan ini diberikan kepada pelacur-pelacur yang merajalela di area sekitar Kampus. Yang pertama kali mencetuskan istilah ini tidak diketahui siapa orangnya, tetapi istilah ini mulai menjulang dikalangan para mahasiswa daerah Jakarta. Mengapa harus Ayam Kampus bukan memakai binatang jalang lainnya. Oleh karena ayam lebih mudah ditangkap dan lebih mudah menurut atau lebih tepatnya mudah untuk didekati.

Sekarang kita coba untuk mengupas problematika kehidupan ini di Kampus-kampus Bandung. Khususnya kampus kita yang tercinta ini UNIKOM, mungkin bisa dipastikan buat kalian-kalian hal ini tidaklah aneh. Tapi bagi mereka yang masih awam mungkin bisa membelalakan mata. Karena kebebasan para mahasiswanya sudah meniru jaman dimana para Nabi belumlah lahir di dunia ini. Yap, jaman itu ialah jaman Jahiliyah. Dimana wanita diinjak-injak oleh kaum pria, yaitu kelahiran bayi perempuan merupakan malapetaka bagi mereka. Apakah malapetaka itu sudah terjadi? Yah malapetaka itu sudah terjadi di dalam kehidupan kita termasuk kehidupan para intelektual-intelektual masa depan, mahasiswa.

Anda ingin bermain nakal di luaran seperti bermain wanita, tapi Anda ingin mendapatkan harga murah untuk itu. Agar kantong Anda yang tipis masih bisa untuk membiayai anak isteri di rumah. Gampang saja Anda tinggal berpura-pura saja menjadi mahasiswa atau tinggal datang ke kampus terdekat dari rumah Anda lalu mencari ayam kampus di sana. Dijamin harga itu lebih murah dari harga diluaran namun hal ini masih relatif. Tapi Anda akan puas dengan pelayanan mereka, harga Rp. 150.000,- itu sudah termasuk maradona kampus dengan bodi bahenol, buah dada besar dan rambut panjang atau lebih tepatnya dibilang tipenya para lelaki jaman sekarang. Mau yang lebih murah, pintar-pintar saja Anda untuk menawar. Tapi harga ekonomis yang pernah ditawarkan oleh Ayam Kampus dari Unpad adalah Rp.1000,- sekali masuk (Anu lelaki sekali masuk ke anu wanita dihargai seribu rupiah). Biasanya mereka menawarkan harga utama adalah berkisar Rp.300.000,- itu kalau Ayam kampus merasa dirinya cantik. Bahkan mereka menawarkan gratisan bagi pacarnya atau calon pacar mereka. Ciri-ciri Ayam kampus sulit untuk dideteksi, karena karakter mereka bermacam-macam. Lihat saja kampus STT TELKOM yang terkenal dengan uang masuknya berjibun, di sana masih terdapat Ayam kampus yang sok alim. Bagaimana tidak alim, wanita itu berjilbab dan berkerudung. Prestasinya di kelas biasa saja, terkenal pendiam tapi mau apa dikata setelah hari gelap kita bisa temui wanita itu dengan dandanan menor, baju seksi (Sudah melepaskan kerudung dan jilbabnya), wanita itu menawarkan jasa di pinggir jalan. Membiarkan tubuhnya dijamah para lelaki hidung belang. Unisba yang bergelar Universitas Islam ini tak mau ketinggalan soal Ayam kampus, tak heran tetangganya Unpas-pun memiliki hal yang semacam ini. Wih…yang lebih Aneh bin nyata nich! ITB, kampus negeri yang terkenal mahasiswanya menyandang SO (Study Oriented) masih juga kecolongan dengan persoalan Ayam kampus. Semua kampus-kampus yang berada di kota kembang ini sudah mempunyai lebih dari 100 orang Ayam kampus. Masih kecil memang tapi apakah harus naik jumlah ini, kenapa tidak diturunkan? Jumlah kecil yang sangat mengiriskan hati para orang tua.

Jangan salah, target mereka tidak hanya para mahasiswa, tetapi juga Dosen yang haus akan Brondong. Hal ini sudah terbukti di kampus Unpad, Ayam kampus terang-terangan menawarkan jasanya kepada Pak Dosen. Bukan untuk ditambahkan nilainya tetapi hanya untuk pelayanan semata setelah puas tinggal bayar dimuka. Unikom masih remang-remang, menurut sumber, mereka masih belum berani menawarkan jasanya kepada para Dosen kecuali kepepet yaitu bila nilai kecil, mereka baru menyatakan diri. Namun hal ini tidak hanya terjadi kepada para ayam kampus. Mahasiswi baik-baik juga bisa kena makan. Salah satu Dosen UNIKOM pernah menawarkan solusi untuk anak didiknya agar mendapatkan tambahan nilai bukan dari tugas yang sulit, tetapi cukup main di kasur. Ah…hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat yang tinggal di dekat kampus-kampus. Justru problematika ini tidak menjadi masalah besar bagi mereka. Asal para penghuni kost membayar tepat waktu uang tunggakan kamar, asal tidak mengganggu orang sekitar. Lagian yang hamil bukan anak mereka tapi para mahasiswi yang memiliki orang tua nun jauh di mata. Etika lelaki ketika bertamu sudah tidak berlaku bila sudah masuk kamar perempuan. Celana dalam kemana, asap rokok dimana-mana, selangkangan ngga tahu kenapa dibuka? Didukung dengan Ibu Kost yang kadang-kadang berada di rumah bahkan bisa dibilang tidak ada.

Seluruh Fakultas yang berada di UNIKOM ini tidak ada yang bersih dari jamahan Ayam kampus. Setiap Fakultas memilki Ayam kampus masing-masing. Menurut pengakuan mereka, mahasiswa yang sering memakai jasa mereka adalah Fakultas Desain dan Seni dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Yang paling memprihatinkan adalah alasan mereka kenapa menyandang Ayam kampus? Sebutan ini bukanlah profesi melainkan sudah menjadi hobbi mereka. Mereka seperti ini bukanlah masalah ekonomi saja tetapi melainkan kecanduan. Ekonomi jebrot VS Kecanduan bagaikan 2 : 12. Pastinya adalah rata-rata mereka kecanduan dengan jamahan pacar ketika dulu, setelah berhasil dilampiaskan dengan lelaki lain mereka menjadi keasyikan dengan hal itu.

Hei para wanita, bila cowok kamu menawarkan untuk membuka baju atau mencium bibirmu dengan hangat janganlah hal itu diijinkan bila kamu tidak mau untuk kecanduan. Bila sudah kecanduan, harga diri akan jauh pergi meninggalkan tubuh kamu dan martabat kamu. Atau kamu sudah berniat menjadi Ayam kampus yang terbaru di kampus UNIKOM ini? Kalau sudah siap bagaimana dengan orang tua kamu, apakah sesiap diri kamu? (Dari berbagai Sumber)

2 komentar: